JAKARTA, JITUNEWS.COM- Kasubag Data Sosial Ekonomi, pada Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Ana Astrid menjelaskan bahwa pada era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kebijakan yang ditempuh berpihak kepada petani dan mampu menggerakan perekonomian di pedesaan. Kebijakan pertanian pun sangat komprehensif dan terstruktur yakni membenahi regulasi, membangun infrastruktur, teknologi produksi, kemudahan investasi, penanganan tata niaga, pengendalian impor dan mendorong ekspor serta membenahi tata kelola pangan.
Berkat Tata Kelola Sektor Pertanian yang Baik, Indonesia Masuk Peringkat 25 Besar Dunia
âSesuai teori, pembangunan infrastruktur dan riset akan berdampak signifikan dalam pembangunan, maka APBN Kementan fokus pada infrastruktur untuk komoditas strategis dengan pentahapan secara terukur. Sudah dibedah dan dipilih hasil riset terbaik selama ini dan sudah disebarkan melalui program, seperti benih padi Impari, Impago, padi model hazton, tanam jajar legowo, tanam salibu, mekanisiasi dengan alat mesin buatan sendiri dan lainnya. Setiap rupiah pengeluaran APBN pertanian harus menstimulir perekonomian. Porsi anggaran untuk petani ditingkatkan dari semula 35 persen menjadi di atas 70 persen,â kata Ana Astrid seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Jitunews.com, Selasa (4/7).
Untuk diketahui APBN Kementan pada tahun 2016 dan 2017 turun Rp 5 triliun dan Rp 10 triliun dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp 32 triliun. Alokasi subsidi pupuk Rp 31 triliun dan benih Rp 1,2 triliun itu relatif konstan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan hasilnya nyata terhadap produksi. Anggaran tersebut sebagian besar untuk investasi infrastruktur sehingga berdampak pada beberapa tahun kemudian, namun ada juga kegiatan fasilitasi sarana produksi benih, pupuk, teknologi budidaya hasilnya berdampak langsung pada produksi.
INDEF Sebut Sektor Pertanian sedang Berjalan pada Rel yang Benar
Hasil dari kebijakan dan program kini terbukti sukses. Produksi pangan naik tinggi, tidak impor beras medium, cabai segar, bawang merah konsumsi dan 2017 tidak impor jagung. Nilai tambah dari peningkatan produksi 24 komoditas selama 2 tahun terakhir sebesar Rp 288 triliun dinikmati petani. Indikator kesejahteraan petani juga menunjukkan meningkat.
âJadi tidak benar bila dikatakan anggaran Kementan tidak berdampak pada perekonomian,â tukas Ana.
Mentan: Stabilnya Harga Pangan saat Ini Baru Terjadi Pertama Kali dalam 10 Tahun Terakhir
| Penulis | : | Siprianus Jewarut, Aurora Denata |















