JAKARTA, JITUNEWS.COMÂ - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Bachtiar Nasir, mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Minggu (25/6) lalu.
GNPF MUI Klaim Jokowi Sangat Ingin Bertemu
Dikatakan Bachtiar, pertemuan dengan orang nomor satu di Indonesia itu berlangsung egaliter dan terbuka.
"Pertemuan berlangsung di ruang rapat, kami duduk bersama (saling berhadapan). Dialog secara egaliter. Karena dalam pertemuan di Istana itu Presiden tidak duduk di singgasana," ungkap Bachtiar dalam acara wawancara khusus dengan TV Muhamadiyah, belum lama ini.
GNPF MUI 'Mesra' dengan Jokowi, Alumni 212 Siapkan Agenda Revolusi Konstitusional
Lebih jauh, Bachtiar mengungkapkan, pertemuan tersebut merupakan kelanjutan serangkaian upaya menghentikan kegaduhan akibat isu kriminalisasi ulama tidak menemukan kejelasan penyelesaian.
Bachtiar mengatakan, selama ini terjadi kebuntuan komunikasi dan Presiden mendapatkan masukan dan informasi yang salah. Dia mencontohkan ,saat beberapa kali ada pertemuan Presiden dengan ulama, nama dirinya dengan Habib Rizieq Shihab dicoret. Padahal, kata dia, Presiden tidak mengetahui hal tersebut.
"Ada yang memainkan frekuensi di tengah sehingga tidak terjadi dialog antara kami dengan Presiden. Termasuk saat terjadi demonstrasi atau unjuk rasa 411, Presiden sebenarnya bersedia menerima kita," beber Bachtiar.
"Padahal Presiden adalah tipe pemberani yang ingin berdialog. Seandainya dialog ini terjadi sejak 411 maka tidak terjadi aksi 212 dan seterusnya. Tiga kali Presiden bicara begitu. Ini poin yang saya tangkap," papar Bachtiar.
Kendati demikian, Bachtiar mengaku tidak mengetahui mengapa Jokowi kala itu sulit menemui GNPF MUI.
"Itu bukan domain kami kenapa terjadi," pungkasnya.
Â
Disebut Pecah Kongsi dengan Alumni 212, Apa Kata GNPF MUI?






0 comments:
Posting Komentar